Dosen USCND Dorong UMKM Belacan Awaina Langsa Lebih Berkualitas dan Berdaya Saing


Aceh- Dosen Universitas Sains Cut Nyak Dhien (USCND) melaksanakan pengabdian kolaborasi Nasional di Gampong Simpang Lhee, Kecamatan Langsa Barat, Kota Langsa, Selasa (26/8/2025).

 

Gampong ini merupakan daerah pesisir yang mayoritas penduduknya berprofesi sebagai nelayan. Salah satu hasil laut unggulan adalah udang rebon, yang kemudian diolah masyarakat menjadi belacan (terasi) sebagai produk khas Kota Langsa.

 

Kegiatan ini diketuai oleh Elisa Putri, M.Si., bersama tim yang terdiri dari Wahyu Ramadhani, S.H., M.H., Dr. Syarifah Yusra, STP., M.Sc., serta mahasiswa USCND.

 

program pengabdian ini menghadirkan solusi atas kendala utama mitra, mulai dari proses pengeringan bahan baku yang masih konvensional, standar pengolahan yang belum memenuhi syarat, hingga keterbatasan kemasan. Tim USCND memberikan pendampingan berupa penggunaan mesin pengeringan udang rebon, penerapan SOP produksi bersih dan sehat, analisis kandungan gizi, serta inovasi kemasan modern bebas bau. "Inovasi ini diharapkan mampu meningkatkan daya saing Belacan Awaina di tingkat nasional", ujar Elisa Putri.

 

Dr. Syarifah Yusra menambahkan, bahwa kegiatan ini tidak hanya memperkuat daya saing UMKM pesisir, tetapi juga mendukung pencapaian SDGs dan RIRN bidang pangan dan ekonomi biru, sekaligus membuka peluang peningkatan ekonomi masyarakat nelayan di Kota Langsa.

 

Sementara itu, Jafar selaku pelaku usaha menuturkan bahwa penerapan mesin pengering menjadi solusi nyata dalam mempercepat proses produksi. "Jika sebelumnya pengeringan dengan sinar matahari membutuhkan waktu sekitar 4 jam, kini dengan oven pengering cukup 40 menit, udang rebon sudah siap diolah," ujarnya.

 

Anggota tim pengabdian, Wahyu Ramadhani, menegaskan bahwa seluruh rangkaian kegiatan telah menjawab berbagai permasalahan yang diahapi mitra.

 

Kegiatan pengabdian nasional ini dapat terlaksana berkat dukungan pendanaan hibah dari Kementrian Riset dan Teknologi (Kemenristek).